Mahasiswa STMIK Amikom Yogyakarta siap membantu korban bencana
meletusnya Gunung Kelud dan Sinabung. Gerakan mahasiswa yang terdiri
dari perwakilan Organisasi Mahasiswa (Orma), komunitas, dan gabungan
kelas ini melakukan Penggalangan Dana Musibah Gunung Kelud dan Sinabung.
Mereka turun ke jalan minta donator kepada pengguna jalan sekitar lampu merah Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta dan perempatan lampu merah Gejayan. Sehari sebelumnya, Sabtu (15/2) mereka sudah menggalang dana, tetapi hanya satu pos, yaitu sekitar lampu merah dekat Amikom. Rencananya mereka akan menambah penggalangan dana menjadi tiga pos.
“Besok, kami akan menambah satu pos lagi di daerah Janti jika pengguna jalan dirasa berpotensi menjadi donator dalam aksi ini,” kata Penanggungjawab Posko Amikom, Eko Febria Feri Cahyono (11.11.4640) (16/2).
Kegiatan yang bertujuan untuk membantu korban bencana Gunung Kelud dan Sinabung ini murni inisiatif mahasiswa, bukan instruksi dari Lembaga. “Bukannya penggalangan dana tidak dapat izin dari Lembaga, tetapi kami memang belum mendapat informasi dari Lembaga. Penggalangan dana memang inisiatif kami supaya bantuan dapat diberikan lebih cepat dan efisien,” ujar Eko ketika ditanya terkait izin dengan pihak Lembaga (16/2).
Tanggapan pengguna jalan yang melihat aksi Mahasiswa Amikom juga positif. “Aksi ini bagus, kompak dan yang penting ada niat untuk membantu sesama. Padahal kebanyakan mahasiswa sibuk dengan urusannya sendiri,” kata salah satu pengguna jalan, Wisnu Cahya Ardian (21). Pengguna jalan yang lain, Ridwan (16) mengatakan, “Seharusnya penggalangan dana tidak hanya dilakukan di lampu merah, tetapi juga di tempat lain,” ungkapnya (16/2).
Selain aksi turun ke jalan, rencananya juga akan ada penggalangan dana intern kampus. Posnya antara lain di Gedung Business Student Center (BSC), depan Citra Mart –toko di Amikom, dan di area parkir. Tidak hanya menggalang dana biasa, music acoustic juga akan diadakan di pos depan Citra Mart.
Sedangkan di parkiran akan buka stand jual beli makanan dan cinderamata. “Nantinya hasil bukastand akan disumbangkan ke korban bencana Gunung Kelud dan Sinabung,” kata Eko.
Sampai saat wawancara dilakukan, Minggu (16/2), dana yang terhitung kurang lebih Rp 2.840.000. Menurut Eko, jumlah itu hanya hasil penggalangan dana kemarin. “Hasil penggalangan dana hari ini belum sempat dihitung,” tambahnya. Eko juga mengatakan, setelah proses penggalangan selesai, sumbangan yang telah terkumpul akan disalurkan menggunakan satu nama, yaitu atas nama Amikom.
Dalam memberikan bantuan, panitia penggalangan dana tidak langsung pergi ke tempat bencana. Sumbangan yang terkumpul akan diserahkan ke Sekretaris Besar Pecinta Alam Daerah Istimewa Yogyakarta (Sekber PPA DIY). Kemudian Sekber PPA DIY akan menyalurkan ke posko ditempat bencana. Setelah itu bantuan langsung diberikan ke korban bencana.
Selain dalam bentuk uang, panita penggalangan dana juga menerima bantuan berupa pakaian bekas. “Harapannya, semua bantuan yang kami kumpulkan dapat membantu korban disana,” pungkas Eko. Journal
sumber: www.amikom.ac.id
Mereka turun ke jalan minta donator kepada pengguna jalan sekitar lampu merah Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta dan perempatan lampu merah Gejayan. Sehari sebelumnya, Sabtu (15/2) mereka sudah menggalang dana, tetapi hanya satu pos, yaitu sekitar lampu merah dekat Amikom. Rencananya mereka akan menambah penggalangan dana menjadi tiga pos.
“Besok, kami akan menambah satu pos lagi di daerah Janti jika pengguna jalan dirasa berpotensi menjadi donator dalam aksi ini,” kata Penanggungjawab Posko Amikom, Eko Febria Feri Cahyono (11.11.4640) (16/2).
Kegiatan yang bertujuan untuk membantu korban bencana Gunung Kelud dan Sinabung ini murni inisiatif mahasiswa, bukan instruksi dari Lembaga. “Bukannya penggalangan dana tidak dapat izin dari Lembaga, tetapi kami memang belum mendapat informasi dari Lembaga. Penggalangan dana memang inisiatif kami supaya bantuan dapat diberikan lebih cepat dan efisien,” ujar Eko ketika ditanya terkait izin dengan pihak Lembaga (16/2).
Tanggapan pengguna jalan yang melihat aksi Mahasiswa Amikom juga positif. “Aksi ini bagus, kompak dan yang penting ada niat untuk membantu sesama. Padahal kebanyakan mahasiswa sibuk dengan urusannya sendiri,” kata salah satu pengguna jalan, Wisnu Cahya Ardian (21). Pengguna jalan yang lain, Ridwan (16) mengatakan, “Seharusnya penggalangan dana tidak hanya dilakukan di lampu merah, tetapi juga di tempat lain,” ungkapnya (16/2).
Selain aksi turun ke jalan, rencananya juga akan ada penggalangan dana intern kampus. Posnya antara lain di Gedung Business Student Center (BSC), depan Citra Mart –toko di Amikom, dan di area parkir. Tidak hanya menggalang dana biasa, music acoustic juga akan diadakan di pos depan Citra Mart.
Sedangkan di parkiran akan buka stand jual beli makanan dan cinderamata. “Nantinya hasil bukastand akan disumbangkan ke korban bencana Gunung Kelud dan Sinabung,” kata Eko.
Sampai saat wawancara dilakukan, Minggu (16/2), dana yang terhitung kurang lebih Rp 2.840.000. Menurut Eko, jumlah itu hanya hasil penggalangan dana kemarin. “Hasil penggalangan dana hari ini belum sempat dihitung,” tambahnya. Eko juga mengatakan, setelah proses penggalangan selesai, sumbangan yang telah terkumpul akan disalurkan menggunakan satu nama, yaitu atas nama Amikom.
Dalam memberikan bantuan, panitia penggalangan dana tidak langsung pergi ke tempat bencana. Sumbangan yang terkumpul akan diserahkan ke Sekretaris Besar Pecinta Alam Daerah Istimewa Yogyakarta (Sekber PPA DIY). Kemudian Sekber PPA DIY akan menyalurkan ke posko ditempat bencana. Setelah itu bantuan langsung diberikan ke korban bencana.
Selain dalam bentuk uang, panita penggalangan dana juga menerima bantuan berupa pakaian bekas. “Harapannya, semua bantuan yang kami kumpulkan dapat membantu korban disana,” pungkas Eko. Journal
sumber: www.amikom.ac.id
0 komentar:
Posting Komentar